Isekai Yurutto Survival Seikatsu Chapter 052 : Menangkap Bebek

Novel Isekai Yurutto Survival Seikatsu Chapter 52 Bahasa Indonesia

【052: Menangkap bebek】

Bebek Aigamo[1] tinggal di pulau ini.

Ini bukan Bebek Mallard [2], dan itu juga bukan bebek biasa, itu adalah bebek yang bagus.

"Aku akan menangkapnya dari belakang, Amane."

"Mengapa?"

"Akan sangat diakungkan jika mereka lari jika kita tidak menjepitnya dari depan dan belakanhh."

Kami mengunjungi sebuah danau kecil di dekat Gua ‘Shurei’.

Gua ‘Shurei’ adalah tempat Sophia dan Amane terbangun.

Aigamo sedang berenang di danau.

Indukannya berada di depan, diikuti oleh anaknya..

Ada beberapa kelompok bebek.

Total ada lusinan bebek.

Tidak perlu menangkap semuanya, aku hanya butuh satu kelompok dari bebek saja.

Aku diam diam akan mengagetkannya, dan Amane akan menangkapnya.

Bebek yang ditangkap dimasukkan ke dalam keranjang bambu di punggungku.

Aku minta maaf dalam hati, karena mengurung bebek di dalam ruang yang sempit.

"Seperti itulah"

Total ada 17 ekor anak bebek yang berhasil ditangkap, termasuk dua ekor induknya.

"Apakah induknya langsung kita makan?"

Amane bertanya.

Aku menggelengkan kepalaku dengan berkata "Tidak".

"Aku akan coba mengembangbiakkannya. Jika berjalan lancar, ada kemungkinan dia akan bertelur. Jadi, aku tidak perlu jauh-jauh untuk menangkapnya kesini."

"Aku mengerti, itu pintar."

Ketika pekerjaan selesai, kami segera menuju tempat persembunyian.

Aku ingin membebaskan bebek yang berteriak di keranjang sesegera mungkin.

Seperti halnya manusia, tidak baik bagi hewan untuk membuatnya stress.

Penting untuk memperhatikan manajemen stres agar mereka bekerja dengan baik.

Perjalanan pulang berjalan dengan baik untuk sementara waktu.

Kami melanjutkan dengan cara yang lugas tanpa percakapan ekstra satu sama lain.

Tapi Kejadian itu terjadi saat mendekati Gua ‘Asakura’.

"-..!"

Amane berhenti dengan ekspresi tajam.

Aku seorang amatir pertempuran, tetapi aku masih bisa mendeteksinya.

Dia merasakan sesuatu dan waspada.

"Apa yang terjadi?"

Aku juga berhenti dan bertanya.

"Apakah kamu mendengar suara tadi?"

Amane yang berkata dengan suara kecil.

"Aku hanya bisa mendengar suara bebek berteriak di punggungku ..."

Bebek adalah terus berteriak tanpa istirahat.

Aku akan merilisnya segera mungkin.

"Apa yang kamu dengar?"

Saat aku bertanya, Amane berkata dengan tenang.

"Suara tembakan"

"!?"

Itu sebuah kejutan.

Sejauh yang kutahu, ada tiga orang di dunia ini yang memiliki senjata.

Sofia dan Sumeragi bersaudara.

Aku tidak berpikir Sofia akan menembakkan pistolnya.

Lagian, Amane yang memegang senjatanya di dunia ini.

Maka hanya ada satu jawaban.

"Apakah Sumeragi bersaudara yang menembak?"

"Suaranya dari arah sana, jadi itu pasti mereka yang menembaknya."

Tampaknya tembakan itu dari arah bukit di mana Sumeragi bersaudara berada.

Aku tidak bisa mendengarnya, tapi jika Amane yang mengatakannya, itu pasti.

" Shinomiya Hokage , Bolehkah aku pergi mengintainya?"

Aku mengangguk "tentu saja".

"Tapi jangan lupa pakai maskermu. Virus Flunya pasti masih ada disana."

"Tidak apa-apa, aku membawanya"

Amane mengeluarkan maskernya dan memakainya di mulutnya.

Kemudian, dia berkata, "Aku akan kembali saat makan malam," dan selanjutnya dia menghilang begitu saja.

Jika dilihat lebih dekat, Amane sedang bergerak di atas pohon.

Melompat dari cabang ke cabang seperti monyet.

Bahkan bisa lebih cepat dari monyet.

"Gerakan macam apa itu ..."

Gerakan Amane yang melewati batas manusia normal membuatku merasa lega

Dia pasti akan baik baik saja, dia tidak akan melakukan kesalahan.

Terlebih lagi karena aku sendirian dan tidak membawa barang bawaan lainnya.

"Aku harus melakukan ‘pekerjaanku’. "

Pengintaian tentang ‘Suara Tembakan’ itu kuserahkan kepada Amane, dan aku kembali ke ‘tempat persembunyian’ sendirian.


◇ ◆ ◇


Pada saat aku kembali, tanah yang dibajak sudah benar-benar selesai.

Sawah indah seluas sekitar 5 are terbentang di depan.

Sebagai tambahan, 1 are adalah 100 meter persegi.

"Wah, itu bebek! Ayo memakannya!"

Arisa-lah yang membuat suara itu, ketika dia melihat bebek baru saja dikeluarkan dari keranjang.

Aku tertawa pahit berkata, "Aku tidak bisa memakannya."

Kemudian melihat Karin dan bertanya.

"Apakah kamu sudah selesai menaburkan kalsium karbonat?"

"Ya, itu sempurna. Juga, kelompok ‘nasi’ mungkin sudah selesai juga. Mana dan yang lainnya sedang menuju ‘tempat persembunyian’ beberapa waktu lalu."

"Aku mengerti"

Aku pikir itu adalah pilihan tepat untuk menyerahkan tugas pengawasan ini ke Karin. Terima kasih atas perhatian kecinya, seperti memberi tahu aku apa yang sedang dilakukan oleh kelompok ‘nasi’.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Hokage dan Amane?"

"Amane akan mengintai kelompok Sumeragi. Sepertinya dia mendengar suara tembakan dari bukit mereka. Jadi Amane ingin melihat apa yang terjadi."

"" "" Tembakan!? "" ""

"Aku tidak mendengarnya, tapi Amane mendengarnya. Pasti akan baik baik saja untuk Amane."

Aku mengalihkan pandanganku ke arah Tanaka sambil mengatakan "Omong - omong".

"Aku akan membukakan air -degozaru"

Tanaka pergi ke tabung bambu sambil berkata, "Aku mengerti."

Dan--.

"Buka pintu air!"

Lepaskan piringan perunggu yang terjepit di antara tabung bambu.

Air sungai mengalir dari tabung bambu.

Air mengalir ke sawah yang kami buat.

"Karin, Bawa ‘mereka’ ke danau ‘tempat persembunyian’."

Aku mengembalikan induk burung bebek ke keranjang bambu lagi dan menyerahkan keranjang itu kepada Karin.

"Apakah tidak apa-apa jika kita taruh di danau?"

"Disana tempatnya mudah untuk mengembakbiakkan-nya. ”

" ‘Ryookai’[3] "

Karin membawa keranjang bambu di punggungnya dan menuju ‘tempat persembunyian’ di depannya.

"Kageyama dan Tanaka harus mencegah bebek itu keluar. Jika mereka mencoba keluar, tutup jalan dengan kaki atau tangan kalian untuk menutupnya. Jagalah sampai air di sawah cukup..”

"Aku mengerti! - degozaru" "Aku mengerti! - de yan su"

"Muscle dan Arisa tolong jaga tempat yang lain. Bajaklah tanah agak jauh dari sini dengan cara membajak yang sama seperti sawah ini. Waktunya sampai waktu makan malam tiba."

"Ya!" "Serahkan padaku, - Muscle!"

Setelah memberikan instruksi, aku menuju ‘tempat persembunyian’ tempat kelompok ‘nasi’ menunggu.


◇ ◆ ◇


Sejumlah besar beras disimpan di ‘tempat persembunyian’.

"Apakah segini cukup?"

Mana bertanya.

"Itu cukup"

"Setelah ini perontokan, ya?" kata Eri.

Aku mengangguk, "Ya".

"Aku bertanya-tanya apakah aku harus melakukannya terlebih dahulu, tetapi aku menunggumu untuk memastikannya. Haruskah aku melakukannya?"

"Jika kamu tahu cara menggunakan alat nya, kamu seharusnya langsung memulainya, tetapi jika kamu tidak tahu, jawaban yang benar adalah menunggu."

"Kalau begitu itu jawaban yang benar. Kami tidak tahu bagaimana menggunakannya."

Eri mengatakan "itu", mataku dan kelompok ‘nasi’ berkumpul melihat hal baru.

Meiko dan Sophia, yang mengerjakan kerajinan tangan dari kejauhan, juga melihat ‘nya’ dari kejauhan.

"Apakah kamu membuatnya sedikit demi sedikit dari sebelumnya?"

Kata-kata Mana menggelengkan kepalanya dengan "Tidak mungkin".

"Aku membuatnya kemarin siang, karena aku punya semua bahannya."

"Sugoi ! Sasuga-desu, Hokage-san!"

Hinako menyatukan tangannya dan bersorak.

Sebelum aku menyadarinya, aku dipanggil ‘Hokage-san’.

Perasaan sebelumnya ‘Shinomiya-san’ deh.

Aku merasakan peningkatan keakraban.

"Yah, aku memang membuatnya, karena itu barang primitive, tapi aku hanya bisa sedikit menggunakannya"

Aku berdiri di samping ‘itu’ dan memanggil nama itu.

"Ini disebut ‘Senbakoki’[4] "

Sebuah mesin perontok yang dibuat dengan kemarin -itu adalah ‘senbakoki’.

Note

  1. Bebek Aigamo adalah hasil persilangan antara pejantan bebek liar dan bebek betina yang telah diternakan
  2. Bebek Mallard atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Itik Melewar, merupakan jenis bebek liar berukuran besar, namun juga sering dipelihara manusia sebagai unggas hias karena memiliki warna bulu yang menarik
  3. 'Ryookai' bisa dibilang sebutan 'okay'-nya di Jepang
  4. 'Senbakoki untuk merontokkan dari tangkai padi/gandum untuk mengeluarkan bijinya. Bentuknya seperti sisir

Prev Chapter
Next Chapter
Prev Chapter
Next Chapter