Isekai Yurutto Survival Seikatsu Bonus Chapter 140 - 142 Pertama Kali Dengan Mana「R18」
Isekai Yurutto Survival Seikatsu Light Novel Bonus Chapter 140, 141, 142 Light Novel Easy Survival Life In the Other World Bonus Chapter 140, 141, 142
【140 Bonus Chapter: Pertama kali dengan Mana 1/3】
"Bagaimana? Apakah itu terlihat? Terlihat kan?" (Hokage)
"Oooo, akhirnya aku bisa melihat wajah Hokage-sama!" (Arisa)
Suara Arisa bergema dari speaker yang terhubung ke PC.
"Tidak apa-apa, itu terlihat." (Meiko)
Meiko yang ditampilkan di layar tersenyum.
"Yah, aku sama sekali tidak mengerti teknologi modern." (Hokage)
Aku menghela nafas dan menyandarkan punggungku di kursi sandar.
PC di depanku menunjukkan wajah teman-teman yang selamat dari pulau 'itu'.
Kami bertemu kembali dengan semua orang melalui perangkat lunak konferensi web yang disebut『Zoom』.
Ini sudah sangat lama sekali.
"Jika aku tidak didekatnya ini pasti tidak akan lama." (Karin)
Dia adalah mekanik yang bertanggung jawab atas mesin di rumahku.
Sekarang aku kembali ke rumah orang tuaku dengan anakku.
Jadi, aku adalah satu-satunya di rumah ini.
"Semua orang terlihat baik-baik saja dan terutama Muscle!" (Hokage)
Untuk beberapa alasan, Muscle Takahashi setengah telanjang.
Penampilannya sama seperti ketika penampilan Muscle tinggal di pulau 'itu'.
Apakah berat badan Muscle terlihat meningkat?
"Aku juga berterimakasih sudah bisa melihat kalian semua lagi." (Sofia)
"Itu seperti yang dikatan ojou-sama" (Amane)
Keduanya berpartisipasi dari suatu tempat di luar negeri.
Di negara mereka juga, sedang keadaan darurat karena jenis penyakit menular baru muncul. (TLN:Corona kan? ngomongin corona kan yah.)
"Ojou-sama, ini sudah hampir waktunya ..." (Amane)
"Apakah sudah waktunya?" (Sofia)
"Ya, ini sudah sekitar satu jam lebih dari jadwal." (Amane)
"Mau bagaimana lagi... Maaf, semuanya, tapi aku dan Amane meninggalkan akan out. Karena acaranya akan diadakan sebentar lagi, jadi tolong maafkan aku." (Sofia)
Arisa merespons ini dengan cepat.
"Mau bagaimana lagi! Soalnya ada pemimpin yang membutuhkan waktu 3 jam untuk menyiapkan kamera sih! Seharusnya ini sudah berakhir sekarang!" (Arisa)
"Maaf ..." (Hokage)
Ya, waktu mulai rapat tertunda karena aku.
"Semuanya, aku juga minta maaf! aku akan pergi ke medan perang sebentar!" (???)
Seorang pria pirang yang terlihat seperti orang asing berkata.
"Tidak, elu siapa!" Arisa langsung menjawab.
Para wanita setuju.
Aku menjawab dengan senyum pahit.
"Dia Kageyama tau." (Hokage)
"" "" Eeeehh! "" ""
Suara terkejut yang baru saja pecah dari speaker.
"Aku tumbuh dewasa berkat shisho." Kageyama tersenyum,
Shisho yang dia katakan bukan Tanaka――tapi aku.
Tampaknya berkat saranku, dia menjadi pria yang populer.
Aku tidak ingat nasihat apa yang aku berikan.
"Baiklah kalau begitu!" (Kageyama)
Kageyama meninggalkan pertemuan.
"Maaf aku juga akan out...!"
Muscle Takahashi juga punya rencana.
Dia menyesuaikan sudut kamera dan mengarahkannya ke meja.
Ada suara gemuruh.
Setelah itu berlanjut beberapa saat, aku mendengar suara.
"Bagaimana caranya keluar dari sini?" (Muscle)
"Ini disini, kamu harus klik tombol ini" (???)
Seiring dengan itu suara wanita yaitu orang lain muncul di tepi gambar kamera Muscle.
Itu adalah pacar Muscle yang sudah lama dia berpacaran.
Sejauh yang bisa aku lihat dari hidung yang terpantul di layar, itu adalah wanita yang cantik.
"Kalau begitu, sampai jumpa lagi!" (Muscle)
Muscle telah keluar.
Aku penasaran saat melihat sosok itu.
Setelah itu pertemuan online berjalan dengan baik.
Lalu, beberapa orang hanya menyapa dan keluar.
Akhirnya tinggal 7 orang lagi.
Dari sisi pria itu adalah aku dan Tanaka.
Sisi wanita tersebut adalah Mana, Arisa, Eri, Karin, Meiko, dan Hinako.
"Karin, anakmu tidak ada didekatmu kan hari ini?" (Arisa)
"Tidak apa-apa, aku bisa berbicara sesuka hatiku hari ini." (Karin)
"Baguslah!" (Arisa)
Arisa mengeluarkan kaleng beer.
Karena dia tidak lagi di bawah umur, dia bisa minum tanpa masalah.
"Ayo kita berbicara hal yang asik sepanjang malam hari ini!" (Arisa)
Sambutan Arisa mengawali rapat yang molor 3 jam.
◇ ◆ ◇
Ketika sekitar 2 jam telah berlalu sejak aku mulai berbicara.
"Oh iya...!"
Kata Arisa yang mabuk.
Ujung hidungnya berwarna merah cerah.
Sejumlah besar kaleng berbeda berguling di belakang.
"Aku juga telah menjadi saudara perempuan 'batang' dengan semua orang! Meskipun itu setengah tahun yang lalu!" (Arisa)
"Hei, jangan menceritakan hal itu di depan Karin." (Mana)
Mana yang berusaha menghentikan Arisa.
"Arisa-san, kau minum terlalu banyak..." (Hinako)
"Kebiasaan minum Arisa itu buruk, jadi tidak baik." (Eri)
"Eri-dono, aku ingin kamu menerima cintaku." (Tanaka)
Tanaka sudah mabuk.
Tidur di sebuah futon besar, dan mengakui perasaannya kepada Eri pada saat mabuk.
Aku pikir dia harus menutup mulutnya. supaya hal yang tidak diinginkan terjadi
"Kamu tidak perlu khawatir tentang itu, ini adalah pembicaraan yang bebas." (Karin)
Karin tersenyum.
"Lalu, setelah aku memikirkannya...!" (Arisa)
Arisa meminum air dalam botol mineral 500ml sekaligus.
"Puahh!" Kemudian, setelah Arisa membuat suara yang menyenangkan , Dia melanjutkan.
"Aku adalah yang termuda dari saudara perempuan batang kan? Tapi bagaimana dengan urutan yang lainnya?" (Arisa)
"Mungkin, saudara tertuanya adalah aku." (Meiko)
Meiko, yang diam sampai sekarang, mengangkat tangannya.
"Itu benar. Perawanku didedikasikan untuk Meiko." (Hokage)
"Lalu selanjutnya siapa!? Siapa selanjutnya? Apakah Mana?" (Arisa)
"Tidak, ini Amane." (Hokage)
"Bohongkan!?" Semuanya terkejut, kecuali Tanaka yang tertidur.
Bahkan Karin dan Meiko yang pendiam pun tercengang.
"Tidak, Aku akan mengatakan ini terakhir kali, aku tahu kamu memang melakukannya dengan Amane, tapi bagaimana kamu membawanya ke perasaan seperti itu!? Lagipula yang kita bicarakan itu Amane!?" (Arisa)
"Itu sesuatu yang membuatku penasaran," (Mana)
"Awalnya aku diungdang Amane. Amane menggambarkan seks sebagai 'maintenance'." (Hokage)
"Maintenance!?"
"Aku tidak begitu mengerti meski sudah diberi tahu olehnya, yah pokoknya ada bermacam-macam kesempatan. Dari pertama kali dan seterusnya, aku terkadang mengundangnya. Tentu saja, dia juga mau melakukannya." (Hokage)
"Aku terkejut." (Mana)
"Lalu, siapa selanjutnya!? Selanjutnya!" (Arisa)
Setelah itu, aku ditanya dalam urutan dengan siapa melakukannya.
Berbicara membuat aku merasa nostalgia dan mengingatkan aku pada hari-hari itu.
"Dan selanjutnya adalah Mana, dan terakhir Arisa." (Hokage)
"Ternyata Mana hampir belakangan yah?" (Karin)
Karin tampaknya terkejut.
"Bukan berarti tidak ada yang terjadi padaku dan Hokage, aku biasa melakukan hal-hal selain seks, tetapi ketika ingin berhubungan seks, waktunya tidak tepat saja." (Mana)
"Jadi begitu! Setelah Ono-chan! Bukankah setelah musim dingin dan persembunyian gua laut ada banyak?" (Karin)
""Tidak"" (Mana, Hokage)
Aku dan Mana berkata bersamaan.
Mana dengan malu-malu mengubah wajahnya menjadi merah.
"Ehh, lalu kapan?" (Arisa)
"Aku juga penasaran." (Karin)
Mengikuti Arisa, Karin melanjutkan tertarik.
Meiko dan Hinako juga tampak penasaran.
"Sudah waktunya untuk membuka rahasia, dan aku akan membicarakannya lebih banyak di akhir."
Aku mulai berbicara setelah membasahi tenggorokan aku dengan teh.
"Aku berhubungan seks pertama kali dengan Mana aku masih mengingatnya. Itu tanggal 28 bulan 11(November).――――"
【141 Bonus Chapter: Pertama kali dengan Mana 2/3 (R18)】
Kamis, 28 November――.
Cuaca hari ini adalah badai yang begitu kuat.
Anehnya, sudah 5 hari berturut-turut.
Meskipun aku merasa lelah, tidak ada masalah khusus dalam hidupku.
Ini karena ada cadangan yang cukup untuk musim dingin.
Namun, kami memiliki waktu luang.
Ada batasan untuk apa yang bisa dilakukan di tempat persembunyian gua laut.
"Hokage, apakah kamu mau jalan-jalan sebentar?" (Mana)
Mana berbicara kepadaku bahwa dia kedinginan.
"Jalan-jalan. Hayukk" (Hokage)
Aku bangkit dan pergi ke belakang tempat persembunyian bersama Mana.
"Aku berterima kasih kepada tentara Monyet, ini sangat membantu, terima kasih yah." (Hokage)
"Aku pikir Rita dan yang lainnya akan senang jika kamu mengatakan itu." (Mana)
Mana tersenyum dan meletakkan tangannya di tanganku.
Segera setelah kami menghilang dari ruang terbuka
Itu adalah sinyal dan kami berpegangan tangan.
Biasanya, setelah beberapa menit, itu akan menjadi tindakan yang buruk.
Namun, aku akan mengkonfirmasinya sebelum itu hari ini.
"Apakah kamu sudah baikan?" (Hokage)
"Baikan?" (Mana)
"Maksudku bershubungan seks dan semacamnya." (Hokage)
Saat itu tanggal 20 November, sekitar seminggu yang lalu.
Ketika aku dan Mana memberikan 'kenikmatan' satu sama lain di Gua Washimine, dia berkata, "Ayo berhubungan seks dalam waktu dekat."
Namun, cerita berubah ketika kami menemukan mayat tergantung berlumuran sperma pada hari itu.
Jadi masalah seks ditunda untuk waktu yang tidak diketahui.
Ini karena Mana memiliki perasaan negatif tentang aktivitas seksual saat melihat 'itu'.
Dan sampai hari ini.
"Seminggu sudah berlalku yah" (Mana)
"Baiklah, kalau begitu aku akan membawamu ke tempat rahasia." (Mana)
"Apa itu tempat rahasia?" (Hokage)
"Kau akan langsung mengerti" (Hokage)
Lanjutkan untuk memajukan tempat persembunyian yang sulit.
Aku tiba di markas rahasiaku melalui beberapa jalan cabang.
"Bagaimana? Ini markas rahasiaku, dan namanya *[Ruangan Ena Ena]." (Hokage)
(TLN: Di raw jepang namanya [Yari heya])
"Bukankah namanya terlalu absurd?" (Mana)
Ada beberapa obor dan futon besar di area tersebut.
Futon diletakkan di atas meja yang terbuat dari bambu, persis seperti tempat tidur.
Area ini dibuat dengan mengacu pada markas rahasia Sofia.
"Seperti yang kamu lihat, ini adalah ruangan untuk ena ena, tapi Mana adalah yang pertama datang ke sini." (Hokage)
"Aku yang pertama..." (Mana)
"Apa kamu senang?" (Hokage)
"Ya……" (Mana)
Aku mendorong tubuh bagian atas Mana ke futon dan tanganku merambat ke dalam roknya.
Setelah menikmati paha yang telah dibelai berkali-kali, aku mengusap vagina Mana melalui celana.
"Apakah oke, jika melanjutkannya?" (Hokage)
Aku mengemut daun telinga Mana dengan manis dan menggosok dadanya dari atas pakaiannya.
Ketika aku menyentuh seluruh tubuh Mana dengan hati-hati, vaginanya menjadi basah dalam sekejap.
"Tidak apa-apa, tapi ... pelan pelan yah ... tolong ..." (Mana)
"Aku tahu" (Hokage)
Aku mengangkat kedua kaki Mana, melepas sepatunya, dan meletakkan tubuh Mana di atas futon.
Lalu aku juga melepas sepatuku dan mengangkanginya.
"Kita juga tidak ada kegiatan hari ini. Jadi ayo kita memuaskan diri disini." (Hokage)
Aku melepaskan rok Mana, melepaskan celanaku.
Aku meletakkan jariku di vagina Mana yang mengeluarkan banjir dan sambil menikmati reaksi Mana.
"Ahhn... Hmm... disana...!" (Mana)
Mana menutup matanya dan menerima kenikmatan.
Kesenanganku tumbuh hanya dengan melihatnya.
Aaku menjadi semi-ereksi ringan dan ingin membuat lompatan lebih jauh.
"Aku juga ingin merakan hal nikmat juga."
Aku berdiri dan membuka celanaku.
Ketika aku menanggalkan pakaianku dan menjadi telanjang, aku duduk.
Ujung penisku, sudah di mulut Mana.
"Hmm" (Mana)
Mana membuka mulutnya dan mulai menjilati otot punggung penisku dengan lidahnya.
Tidak lupa untuk menatapku dengan mata terpesona.
"Luar biasa, Mana" (Mana)
Biasanya, dia hanya akan menjilatnya, tetapi hari ini akan segera berakhir.
Tak lama setelah mendapatkan ereksi penuh, aku berhenti memberikan colmek.
Kemudian aku mengenakan kondom dan mengabaikan Mana yang terlihat terkejut.
"Jangan khawatir, aku tidak langsung memasukkannya. aku hanya memakai kondom terlebih dahulu sehingga aku bisa memasukkannya kapan pun aku mau."(Hokage)
Aku melanjutkan foreplay.
Mana sudah cum berapa kali yah.
Sambil membayangkan itu, Mana telanjang dan aku menjilatinya.
Telinga, tengkuk, puting susu, payudara, pusar, paha ... dan bahkan klitorisnya.
"Tiidaakk... padahal ini belum dimasukkin..... Nnn...!" (Mana)
Mana memiliki pipi merah cerah dan merasakan kenikmatan.
Meskipun aku hanya menjilat dan menyentuhnya, Mana merasakan kenikmatan 10 kali lipat.
"Apakah sudah saatnya yang 'ini' beraksi?" (Hokage)
Pemandangan Mana yang menatap ke langit terhalang oleh penis yang berdiri tergak.
Mana mengangguk sambil mengganggu napasnya dan menatapku.
"Kalau sakit... maafkan aku yah..." (Hokage)
"Tidak apa-apa, aku hrap tidak terlalu sakit." (Mana)
Vagina Mana sudah diperluas selama foreplay.
"Karena penis tidak sebanding dengan jari." (Hokage)
Aku merentangkan kedua kaki Mana untuk membuatnya berbentuk M, dan meletakkan kepala penisku di lubang vagina Mana.
Kemudian, aku masuk ke dalam seolah-olah aku tersedot.
"Ahhhhhhh...! Hmm... ahhh" (Mana)
Padahal aku hanya memasukkannya sedikit, tapi hasilnya udah begini.
"Benarkan? rasanya benar-benar berbeda, bukan?" (Hokage)
"Ahhh... Ya...!" (Mana)
Mana dengan putus asa mengangguk.
"Ini yang namanya seks" (Mana)
Penis akhirnya masuk ke dalam vagina sampai ke akarnya.
Kelenjar ditekan ke rahim dan tekanan vagina yang kuat diterapkan ke seluruh.
Karena ini pertama kalinya, vagina Mana menjadi kencang.
Meski penuh dengan jus cinta, aku masih kesulitan menggoyangkan pinggulku.
"Ini mustahil! Jika seperti ini, ini mustahil bagiku!" (Mana)
Mana mendapat cum dan membasahi futon dengan air liur.
"Wow, wajahmu menjadi erotis loh Mana." (Hokage)
"Tidaakk ... jangan dilihat ..." (Hokage)
Mana yang menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya sekarang.
"Maaf, tapi aku belum belum keluar disini...!" (Hokage)
Dari sini, saatnya aku membenamkan diri dalam Kenikmatan.
Aku menggoyangkan pinggulku dengan momentum yang tak tertandingi.
Stimulus yang tidak biasa menyerang penisku.
"Tunggu ... Tidaakkk ... ini bisa~ ... Ini bisa robek ... punyaku yang disana ..." (Mana)
"Kalau rusak itu hal yang bagus" (Hokage)
Mana melingkarkan lengannya di leherku dan menempel padaku.
Lidah terjulur ke arah kami dan meminta ciuman.
"Akhirnya kamu meinciumku dengan keinginanmu, sebelumnya aku yang selalu meminta ciuman terlebih dahulu." (Hokage)
Aku tersenyum dan meletakkan bibirku di atas Mana satu sama lain.
Lidah kami saling terjalin satu sama lain di mulut Mana.
Dalam keadaan itu, aku menggoyangkan pinggulku dan merangsang rahimnya berulang kali.
"Nnnn! Ah... hah... ah ah!" (Mana)
Mana yang tidak kuat dengan tangannya saja, dan bahkan kakinya terjalin dengan tubuhku.
"Tempat tidur ini seperti ini, lebih dari yang kubayangkan."
Ketika aku mengguncang pinggulku, tempat tidur bambu bereaksi.
Saat mengenai pinggang, ia tenggelam dalam-dalam, dan ketika mengangkat pinggang, ia menolak seperti pegas.
Ini menggandakan kekuatan piston.
Itu akan sedikit terlalu merangsang bagi Mana untuk pertama kalinya kali ini.
"Nnnn... ini... sudah..." (Mana)
Mana mencapai klimaks yang aku tidak tahu berapa kali.
Aku memegang futon dengan kedua tangan dan mengeluarkan napas panas.
Aku akhirnya mendekati batas.
"Selanjutnya, ayo cum bersama" (Hokage)
Peras kekuatan yang tersisa.
Suara benturan terdengar di ruangan.
"Aku akan cum, ini akan memakan waktu sedikit lebih lama." (Hokage)
"Hnn... nnn... nnn...!" (Mana)
Mana yang mati-matian bertahan untuk tidak cum.
Melihat wajah itu, aku ingin menggeser waktu ejakulasi.
Namun, itu tidak mungkin.
Penisku sudah memasuki posisi peluncuran.
"Aku akan cum..., Mana!" (Hokage)
"Yeah ...!" (Mana)
Mana menempatkan kekuatannya ke dalam lengannya dan melipat jari kakinya dengan erat.
Pada saat yang sama, pinggulku, yang melayang, dipukul dengan keras.
Penisku menekan dinding vagina dan kelenjar dan rahim bertabrakan.
saat itu―――.
Dopyu~u~u~u
Sperma yang disimpan sebelumnya dilepaskan.
Itu mencoba untuk masuk rahimnya, tetapi terhalang oleh kondom penghalang iblis.
"Hokage... akhirnya kita menjadi satu..." (Mana)
Tubuh Mana kehilangan kekuatan.
Kedua tangan dan kakinya digantung tanpa paksaan, dan dia menjadi huruf [大] (dai/besar).
Penisku juga kehilangan kekerasannya.
"Ini rasanya nikmat sekali ...!" (Hokage)
Aku menarik keluar penisku yang layu dari vagina Mana dan periksa kondomnya.
Kondomnya diisi dengan Sperma.
"Biasanya aku akan meminta pekerjaan pembersihan ..."
Tampaknya sulit bagi Mana, yang terengah-engah kehabisan napas.
"Tidak ada pilihan lain, kali ini aku akan menahan diri." (Hokage)
Sebuah kondom ditempatkan di dada Mana dan berbaring di sampingnya.
"aku masih punya kondom, ayo kita lakukan lagi kedepannya." (Hokage)
"Ya……" (Mana)
Mana mengalihkan pandangannya padaku.
"tetapi……" (Mana)
"tetapi?" (Hokage)
"Kali ini, mungkin akan sama dengan Karin..."(Mana)
"Ehhh!? Maksudmu melakukannya threesome?" (Hokage)
"Tidak, tidak seperti itu, tanpa kondom ..." (Mana)
Jadi begitu?
Namun aku sangat bersemangat untuk berpikir bahwa aku ingin 3P.
"Itu tidak baik, karena sulit untuk memiliki anak." (Hokage)
"Tapi aku juga ingin merasakan Hokage di dalam. Aku yakin itu sangat hangat dan aku merasa seperti aku sudah menjadi satu lebih dari hari ini." (Mana)
"aku mengerti perasaan mu, dan aku lebih suka raw seks, tapi ... aku minta maaf." (Hokage)
"Ya, aku juga minta maaf." (Mana)
"Tidak masalah. Jika kita memiliki kesempatan untuk kembali ke Jepang, mari kita lakukan secara raw." (Hokage)
"Ya!" (Mana)
Mana memelukku dan memberiku ciuman yang lama.
Dengan demikian, seks pertama dengan Mana berakhir.
【142 Bonus Chapter: Pertama kali dengan Mana 3/3】
"――――jadi begitulah." (Hokage)
"Uhya, Mana, kamu sampai berharap untuk cum shot di vagina kamu terlalu berbahaya!" (Arisa)
Arisa tertawa seringai.
"Ke~kenapa kau ingat begitu detailnya!" (Hokage)
Mana menatap kamera sambil wajahnya merah padam.
Tidak, Mana tidak menatap karema melainkan sedang menatapku.
"Jadi, apakah kamu melakukannya setelah kembali ke Jepang?" (Kari)
Karin menyeringai dan bertanya.
"Kurasa itu bukan pertanyaan yang diajukan dari istriku kan ..." (Hokage)
"Karin-san, kamu luar biasa ..."
Hinako dan Meiko tercengang.
"A~aku tidak bisa melakukannyalah. Kau dan Hokage kan langsung menikah setelah itu." (Mana)
"Kalau itu benar juga" (Karin)
"Kalau begitu...." Setelah Karin yakin, dia melanjutkan kata katanya,
"Aku akan mengizinkannya, jadi jika kamu mau, kamu bisa memiliki Hokage." (Kari)
Semua orang terkejut dengan pernyataan ini.
Ketika sampai pada Arisa, beer yang ada di dalam mulutnya keluar.
"Huh, apa yang kamu bicarakan!? Apakah kamu waras!?" (Arisa)
"KariN, apakah kamu sedang mabuk?" (Mana)
Mana dan Arisa berkata bersamaan.
"Karena keegoisanku aku merebut Hokage, kan?" (Karin)
Sepertinya dia berbicara tentang membuat anak pada saat di Pulau 'itu'.
"Beda ceria jika berurusan dengan perempuan yang tidak dikenal, tapi menurutku semua orang berhak melakukannya dengan Hokage. Bagiku, jika para perempuan yang ada di Pulau 'itu' bukanlah perselingkuhan." (Karin)
Karin berbicara dengan ekspresi serius.
“Kamu benar benar orang yang seriues yah, Karin!” (Arisa)
"A~apakah itu benar?"
Hinako membuka mulutnya di sini.
"Hinako sampai saat ini masih bermimpi Shinomiya-kun membuatnya merasakan kenikmatan." (Meiko)
Meiko tertawa seperti penggoda.
"Ka~kalau itu ...!" (Hinako)
"Tidak begitu?" (Meiko)
"Ada sih……" (Hinako)
"Ada toh!" (Arisa)
Arisa berbicara sambil tertawa.
"Wow". Mana dan Karin terkejut.
"Jadi, apakah itu benar-benar baik-baik saja? Dan juga untuk Shinomiya-san, bahkan jika melakukan itu, apakah itu tidak masalah?" (Hinako)
"Tidak apa-apa karena aku menyetujuinya. Sebaliknya, jangan lupa meminum after pil kehamilan saat raw seks. Dan juga, itu adalah rahasia untuk anak aku." (Karin)
"tentu saja!" (Hinako)
Setelah membuat anggukan besar, Hinako mulai mengoperasikan PC.
Mouse berdetik dan keyboard berderak.
"Hinako, pesan after pilnya setelah pertemuan selesai saja." (Meiko)
"Ehh, sudah langsung start!?" (Arisa)
"Bukankah itu terlalu dini!" (Mana)
Mana dan Arisa tertawa.
"Itu terlalu cepat sih!"
Kata Eri dengan nada yang mencurigakan.
Tampilannya tidak terlihat. Karena Eri tidak duduk di bangkunya, jadi kupikir aku dia tertidur.
"aku ingin tahu apakah after-pil sekarang bisa dibeli secara online," (Karin)
"aku melihat di berita bahwa larangan itu dicabut beberapa waktu lalu." (Meiko)
Meiko mengetik keyboard setelah berkata begitu.
"Ini dia ada kok, lihatlah." (Meiko)
Meiko menampilkan situs belanja online di layar.
After-pil yang dijual oleh perusahaan farmasi Jepang diperlihatkan.
"Jika ada ada ini, bisa melakukan raw seks sepuasnya yah. Sepertinya aku akan membelinya" (Arisa)
Arisa juga mulai mengoperasikan PC.
"Ehh, Arisa!"
“Mana, kamu gadis yang baik!. Aku terkhir masih belum melakukannya sama sekali!. Serangan balik anak bungsu akan dimulai dari sini! Beli, beli, beli. Klik. !”
Tampaknya Arisa juga membeli after-pil setelah mengikuti Hinako.
"Aku juga membelinya." kemudian Meiko menyusul dengan santai.
"Mana, apakah kamu yakin tidak membelinya?" (Karin)
Karin tersenyum.
"Huh, padahal aku memikirkan perasaanmu... Ah bodo amat, aku tidak peduli lagi!" (Mana)
Ternyata, Mana juga melihat situs belanja online.
(Keberadaanku benar-benar terlupakan)
Aku diam-diam tersenyum pahit.
Ini bukan lagi pembicaraan perempuan yang sedang berlangsung.
Itu juga hal vulgar yang tidak bisa ditunjukkan kepada pria.
"Oh ya, aku hampir lupa, Hokage, jadi gini....." (Mana)
Mana yang akan menyelesaikan pembelian mulai bertanya.
"Karin memang mengizinkannya, tapi bagaimana dengan Hokage? Tidak masalah?" (Mana)
"Aah, benar juga! Hokage juga belum memberikan konfirmasinya!"
"Bagaimana!? Shinomiya-san!"
"Saat ini kami masih bisa membatalkan pesanannya."
Dengkuran perempuan terdengar dari speaker.
"Jika Karin mengatakan oke, aku tidak masalah tapi..." (Hokage)
Itu adalah saat berikutnya ketika aku menjawab demikian.
smartphoneku mulai bergetar.
aku pikir getarannya telah berhenti, tetapi smartphoneku gemetar lagi.
"Tunggu bentar" (Hokage)
Aku mengecek smartphoneku.
Itu adalah notifikasi dari aplikasi chat [Line].
Mana dan Arisa, dan Meiko dan Hinako chatting kepadaku.
Masing-masing mengundangku untuk berkencan melalui private chatting.
"Siapa yang sudah mengajakmu?" (Karin)
Karin menyeringai.
Sepertinya dia sudah menebaknya.
Memang hebat Karin.
"Dari gadis-gadis yang masih bangun" (Hokage)
"Semua orang kecuali Eri tampaknya sangat nafusan." (Karin)
"Oh, itu wajar! Tidak seperti Karin, aku tidak tahan dengan ini!"
Arisa menjawab sebagai perwakilan.
Yang lain memiliki wajah merah cerah dan melihat ke bawah.
(Oh)
Private Chat baru masuk beberapa saat kemudian.
Yang mengirim kali ini adalah Eri.
(Dari Eri?)
Aku melihat PC. Eri sedang berbaring di mejanya.
Tapi aku tidak bisa melihat wajah Eri, dan aku yakin Eri tidak bergerak dari mejanya sejak sebelumnya.
Maka dari itu aku mengira dia sudah tertidur.
Mungkin tangannya yang tidak ditampilkan di layar memegang smartphone.
(Lagi pula itu sudah dikirim)
Aku membuka chattingan Eri sambil berpikir begitu.
Lalu mataku melotot secara tidak sengaja.
Terdapat lampiran video di pesannya.
Itu adalah video yang baru diambil, dan kontennya adalah masturbasi.
Sebuah Vagina diusap lembut dengan tangan kiri.
Terkadang, jari tengah masuk dan keluar dari lubang vagina itu.
Aku bisa melihat bahwa jus cinta keluar.
Setelah video itu, ada Eri mengirim pesan lagi.
Isinya adalah "Hokage-kun, bagaimana kalau besok atau lusa?"
Eri ternyata tidak tertidur.
Tidak, dari awal dia tidak tertidur, aku yakin itu.
Lalu Eri berpura pura bangun dari mejanya.
"Aku yang mengirim pesannya terlebih dahulu jadi aku yang pertama oke!?" (Arisa)
Aku terkejut dengan suara Arisa.
"Tidak tidak, aku yang pertamakan!" Hinako membalas.
Sepertinya mereka berdebat siapa yang akan bermain denganku terlebih dahulu.
"Siapa yang bermain denganku yah? ... kalau masalah itu tentu saja aku tidak akan mengatakannya disini." (Hokage)
Aku berbicara ke kamera dengan nada serius.
"Tenang saja. Seperti yang kalian tahu, libidoku tinggi. Tunggu saja aku akan membalasnya satu persatu. Aku juga bisa threesome atau foursome." (Hokage)
"Apa apaan perkataan itu !" (Arisa)
"Kata-katanya awalnya keren sih, tapi belakangnya kacau." (Meiko)
Meiko tertawa.
"Pokoknya! Rapat hari ini selesai! Ayo bicara lagi nanti! Sampai jumpa lagi, semuanya!" (Hokage)
""""Selamat malam!""""
aku mengklik tombol quit untuk mengakhiri pertemuan.
"Yare yare, orang orang yang tidak ada harapan ...!" (Hokage)
Aku menghembuskan napas, dan memegang smartphoneku.
Membuka chattingan dan mengirim balasan ke Eri.
" ☆ Selamat ☆, Yang pertama adalah kamu! Videonya adalah faktor penentu kemenangan! "
Meskupin aku kembali ke dunia asli dan menikah, hasrat seksualku tidak akan berubah.